Madiun – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Madiun
mencatat, sejak tahun 2004 sampai akhir Juli 2016, telah menemukan 248
orang positif mengidap penyakit HIV atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Dari jumlah tersebut, rata-rata didominasi usia 31-40 tahun sekitar
(35℅) dan usia 21-30 tahun (33℅).
“Faktor resiko penularan HIV tertinggi yaitu 49℅ dari hubungan seks tidak aman pada heteroseksual. Lalu, 19℅ penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun, dan gay sebanyak 10℅,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dr Agung Sulistya Wardani usai menghadiri kegiatan “Sarasehan dan Ikrar Penanggulangan HIV/AIDS”, di Asrama Haji Kota Madiun, Selasa (2/8).
Ia menyatakan untuk menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS, Dinkes gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada pelajar di masing-masing jenjang sekolah. “Kami juga akan mengoptimalkan kader dan menyiapkan sarana diagnosis HIV berupa layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di masing-masing puskesmas, RSUD dr. Soedono, RS Paru Manguharjo dan RSUD Kota Madiun,” tambah dr Agung Sulistya
Terpisah, perwakilan Dinkes Propinsi Jatim, drg Ansarul menyatakan penyebaran virus HIV harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Sejak ditemukannya virus HIV sampai tahun 2015, Dinkes Jatim menargetkan ada 52 ribu temuan penderita HIV. Namun sampai saat ini baru diketemukan sekitar 31 ribu penderita atau 52℅. Sedangkan, pemerintah pusat mentargetkan tahun 2020 mendatang, program “3 Zero” terpenuhi, yakni Zero penularan HIV, zero kematian akibat HIV/AIDS dan zero Stigma.
“Pemerintah harus menyiapkan obat secara gratis, satu bulan saja estimasi pengeluaran obat lebih dari Rp 30 juta. Kami minta ODHA tidak putus asa, memang tidak bisa “0” (nol) tetapi setidaknya bisa menanggulangi penularan virus HIV/AIDS,” tandasnya.
“Faktor resiko penularan HIV tertinggi yaitu 49℅ dari hubungan seks tidak aman pada heteroseksual. Lalu, 19℅ penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun, dan gay sebanyak 10℅,” jelas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dr Agung Sulistya Wardani usai menghadiri kegiatan “Sarasehan dan Ikrar Penanggulangan HIV/AIDS”, di Asrama Haji Kota Madiun, Selasa (2/8).
Ia menyatakan untuk menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS, Dinkes gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada pelajar di masing-masing jenjang sekolah. “Kami juga akan mengoptimalkan kader dan menyiapkan sarana diagnosis HIV berupa layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di masing-masing puskesmas, RSUD dr. Soedono, RS Paru Manguharjo dan RSUD Kota Madiun,” tambah dr Agung Sulistya
Terpisah, perwakilan Dinkes Propinsi Jatim, drg Ansarul menyatakan penyebaran virus HIV harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat. Sejak ditemukannya virus HIV sampai tahun 2015, Dinkes Jatim menargetkan ada 52 ribu temuan penderita HIV. Namun sampai saat ini baru diketemukan sekitar 31 ribu penderita atau 52℅. Sedangkan, pemerintah pusat mentargetkan tahun 2020 mendatang, program “3 Zero” terpenuhi, yakni Zero penularan HIV, zero kematian akibat HIV/AIDS dan zero Stigma.
“Pemerintah harus menyiapkan obat secara gratis, satu bulan saja estimasi pengeluaran obat lebih dari Rp 30 juta. Kami minta ODHA tidak putus asa, memang tidak bisa “0” (nol) tetapi setidaknya bisa menanggulangi penularan virus HIV/AIDS,” tandasnya.
0 comments:
Post a Comment