Foto: thinkstock
Dr dr Sunanto, SpJP, dalam seminar kesehatan di Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, menuturkan FA adalah gangguan irama listrik pada jantung yang tidak teratur. Umumnya terjadi karena usia lanjut dan darah tinggi.
FA terjadi pada jantung serambi kiri yang menyebabkan gerakan yang tidak teratur atau hanya bergetar. Akibatnya darah pada jantung tidak bersirkulasi dengan baik dan menjadi beku.
"Pembekuan darah ini suatu saat akan lepas dan menuju ke otak yang biasanya melalui pembuluh darah besar. Darah yang beku dapat menghambat darah ke otak yang menyebabkan stroke," sambung dr Sunanto.
dr Sunanto menyarankan waktu terbaik saat ingin memeriksa FA pada tubuh adalah saat jantung berdebar-debar. Karena salah satu gejala FA adalah jantung yang berdebar-debar secara tiba-tiba.
"Untuk mendeteksi FA dapat dilakukan melalui pemeriksaan dengan mesin elektrokardiografi (EKG) yang memiliki keakuratan hingga 80 persen atau dengan cara sederhana yaitu meraba denyut nadi apakah detak nadi teratur atau tidak," jelasnya dr Sunanto.
Selain dengan EKG dan meraba denyut nadi, ada cara lain seperti treadmill test yaitu pasien melakukan treadmill agar terlihat denyut jantung, dan holter monitor yaitu alat yang ditempel pada tubuh selama 24 jam hingga terdeteksi FA.
"Namun cara ini tidak efektif karena bisa saja FA tidak terdeteksi karena FA bisa hilang dan muncul kapan saja," tutup dr Sunanto.
0 comments:
Post a Comment