Kehadiran Pokemon GO sangat menyita perhatian. Tidak hanya dimainkan oleh remaja yang kebanyakan sudah akrab dengan game, tetapi juga oleh anak-anak bahkan orang dewasa. Kantor berita Antara mengatakan belum genap dua minggu, Pokemon GO sudah diunduh sebanyak 50 juta pengguna android.
Meski belum ada keterangan pasti berapa banyak unduhan Pokemon GO yang dilakukan dari gadget berbasis iOS, pengamat menilai Apple mungkin saja mendapatkan keuntungan sampai dengan 3 miliar dolar AS dari permainan ini dalam beberapa tahun ke depan.
Sebelum diluncurkan resmi, masyarakat Indonesia kabarnya sudah banyak yang bisa mengunduh dan memainkan Pokemon GO. Mereka men-download aplikasinya melalui situs yang bisa dicari di google. Meski sempat beredar gosip game tersebut tak sama dengan dengan Pokemon GO yang resmi, terbukti tetap dapat dimainkan.
Bermain game Pokemon GO sensasinya beda dari game-game yang ada sebelumnya. Game ini bukan hanya animasinya yang bergerak, tapi gamers-nya
juga. Mereka harus mencari dan menangkap Pokemon yang tersebar di
mana-mana, di setiap tempat, di semak-semak, parit, termasuk di area
yang mungkin berbahaya, seperti di jalan raya, laut, atau gedung tinggi.
Ada kejadian seseorang yang bermain game Pokemon
GO terjatuh ke laut, karena keasyikan 'berburu' Pokemon. Orang tersebut
tidak sadar berada di tepi dermaga dan akhirnya tercebur. Sementara
seorang laki-laki di AS yang sedang menyetir, kehilangan kendali
gara-gara mencoba menangkap Pokemon yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Masih baik ia hanya mengalami patah kaki, sementara mobilnya rusak
parah.
Di area yang ‘aman’, suasana bisa menjadi tidak nyaman dengan adanya kegiatan penangkapan Pokemon dari para gamers. 'Demam'
yang juga menjangkiti golongan pekerja ini mulai dianggap mengganggu
kinerja. Beberapa pimpinan daerah sudah mengeluarkan imbauan bahkan
melakukan pelarangan game Pokemon GO di wilayah daerahnya.
Uniknya, sebagian pelaku justru mulai memainkan game tersebut setelah adanya pelarangan. Mereka penasaran dan ingin mencoba. Bermacam imbauan bahkan surat larangan bermain game virtual berbasis GPS di lingkungan instansi pemerintah diterbitkan.
Satlantas
Polresta Bekasi misalnya, mereka memberi ancaman denda sebesar
Rp750.000 kepada pengguna jalan yang nekat berkendara sambil bermain game Pokemon GO. Begitu juga dengan Pemkot Tasikmalaya dan Purwakarta, mereka melarang PNS bermain Pokemon GO di jam kerja.
Sebenarnya,
seburuk atau sebagus apakah Pokemon GO memberi pengaruh? Apakah ia
merusak atau bermanfaat? Jika melihat contoh buruk bermacam-macam akibat
yang ditimbulkan, tentu saja kita akan mudah menilai dampak yang
ditimbulkan Pokemon Go adalah buruk.
Bermain Pokemon GO di jam
pelajaran sekolah sudah tentu berakibat buruk. Siswa tak mungkin dapat
memahami pelajaran yang disampaikan guru jika sibuk berpikir atau bahkan
melakukan pemburuan Pokemon. Apalagi jika gurunya juga bermain Pokemon.
Begitu juga pada jam kerja dan di lingkungan kerja. Mencari dan
menangkap Pokemon bukan saja akan membuat pekerjaan terbengkalai tapi
juga berantakan.
Beberapa orang kreatif, justru memanfaatkan
fenomena Pokemon GO untuk sesuatu yang berguna dan ada hasilnya. Salah
satunya seperti yang dilakukan pengelola bar dan restoran di Inggris.
Mereka membayar 100 pound atau sekitar 1,7 juta rupiah per hari agar
"makhluk-makhluk' Pokemon berada di bar dan resto mereka, sehingga para gamers berdatangan ke tempat usaha mereka
Maxwell’s
restoran burger di London mengaku pendapatannya naik 26 persen sejak
menggunakan umpan Pokemon untuk menarik pembeli. Dengan mendaratkan
Pokemon di restonya, mereka berhasil membawa 2.750 pelanggan baru dan
memberikan pendapatan ekstra sampai dengan 70.000 pound. Mereka bahkan
bisa menjual berbagai macam milkshake Pokemon.
Di bumi bagian
lain, Nick Johnson dari Amerika Serikat mengklaim sebagai orang pertama
yang berhasil menyelesaikan game Pokemon GO. Ia berhasil menangkap 142
Pokemon bahkan mengungah semua monster tangkapannya sesuai dengan daftar
yang dirilis untuk di AS, sebagai barang bukti. Dari total 152 Pokemon,
ada 6 Pokemon yang belum diputuskan bisa ditangkap atau tidak,
sementara 4 Pokemon lainnya dibuat eksklusif dan diletakkan di wilayah
tertentu, di antaranya Australia, Amerika dan Eropa.
Meski Nick
Johnson berjanji akan terus memainkan Pokemon GO, sejauh ini Niantic
Labs selaku studio pengembang, memprioritaskan pada perbaikan masalah
teknis. Hanke selaku CEO menyebut ada hal lain yang akan segera masuk ke
game yang akan direalisasikan dalam beberapa bulan dan tahun ke depan, namun Ia tidak menyebut tanggal pasti pembaruan Pokemon GO.
Jadi,
masihkah kita harus khawatir dengan monster-monster Pokemon GO atau
memenanginya agar urusan kita akan (lebih) menyenangkan?
0 comments:
Post a Comment