Harga Cabai Naik, Kementan Sidak Lahan Pertanian di Blitar - Polres Blitar Periksa Dua Tersangka Workshop K2 - Kejari Blitar Tetapkan Tersangka Korupsi Pilpres KPUD Jadi DPO - Dua Sejoli Jadi Korban Makin Beringas, Begal di Malang Juga Incar 'Anunya' Korban

Tuesday, June 14, 2016

Komunitas LGBT di Indonesia belasungkawa atas Orlando


Komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT di Indonesia mengirim ucapan belasungkawa atas penembakan di bar gay di Orlando, Florida, yang menewaskan sedikitnya 49 orang.
Sekretaris Umum Arus Pelangi, Ryan Korbarri, mengatakan 'tak mudah hidup dengan membawa identitas sendiri'.
“Itu adalah kenyataan menjadi LGBT, untuk menjadi diri sendiri, sangat sulit di dunia ini,” kata Ryan.
Sementara Dena Rachman -selebritis Indonesia yang aktif dalam gerakan LGBT- menyayangkan penembakan yang dilakukan oleh Omar Mateen.
Dia mengatakan dirinya prihatin karena penembakan terjadi di negara yang demokratis, liberal, dan multietnis.
"Saya sedih... hatred (kebencian) punya dampak yang sangat besar," kata Dena.

Dipicu 'ketidaktahuan'

Pelaku serangan kelab malam gay, Omar Mateen, sebelumnya 'pernah sangat marah' setelah melihat dua pria berciuman di pusat kota Miami baru-baru ini.
Ayah Mateen, Mir Seddique, mengatakan tidak tahu jika anaknya memendam kebencian yang sangat besar.
Para aktivis mengatakan homophobia kerap menjadi momok bagi komunitas LGBT di berbagai negara.
Menurut data Arus Pelangi tahun 2013, sebesar 89,3% dari komunitas LGBT pernah mengalami kekerasan, baik fisik dan psikis, diskriminasi, dan stigma akibat homophobia.
Homophobia sendiri, menurut Ryan dapat dipicu akibat ketidaktahuan akan keberagaman orientasi seksual.
“Kita dari lahir tahunya perempuan dan laki-laki. Laki-laki harusnya menikah dengan perempuan, begitu juga sebaliknya. Ketika ada orang-orang di luar, orang-orang melihatnya sebagai aneh dan tidak normal,” kata Ryan.
Ryan menambahkan 'pemahaman agama secara sempit' juga bisa menjadi akar homophobia.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment